Cetak
Sablon
Oleh: M. Hamdan R. dan Abraham S.
A. Mari Mengenal Cetak Sablon
Tujuan: 1. Siswa dapat mengerti apa yang dimaksud dengan
cetak sablon.
2. siswa dapat mengetahui tentang sejarah
cetak sablon
3. Siswa dapat mengetahui apa saja alat-alat
yang digunakan untuk menyablon serta fungsinya
4. Siswa dapat mengetahui bahan-bahan untuk
cetak sablon
1. Apa yang dimaksud dengan sablon?
Cetak
sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai
jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain,
plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat
dari bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk mereproduksi atau
menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan desain.Stensil
tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau original
dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan
terutama bila mereproduksi detail-detail yang halus. Pada teknik cetak sablon
acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan fotografi, yang pada
umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.Film photographi dan emulsi stensil
direkatkan ke atas alat penyaring (screen) yang dibentangkan pada sebuah
bingkai yang terbuat dari bahan kayu maupun logam yang berfungsi sebagai
pemegang bagian dari suatu desain, dan harus mampu menahan bagian yang
digunakan selama proses penyablonan berlangsung. Adakalanya para perancang
grafis melakukan tahapan desain secara langsung pada permukaan alat penyaring
dengan bahan yang disebut “tusche” dan kemudian menutup eseluruhan sablonan
dengan lem.Tusche selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar diperoleh bagian
yang dapat mengalirkan tinta pada permukaan alat penyaring.
Pada awal
abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan kain/screen yang
terbuat dari bahan sutera yang semula dipergunakan untuk menyaring tepung. Dari
sinilah maka istilah cetak sablon dikenal dengan sebutan “silk screen
printing” yang digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera
harganya cukup mahal, serta memiliki kekuatan yang kurang baik, serta secara
dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti dengan bahan yang terbuat dari
nilon dan selanjutnya dengan poliester.Sedangkan untuk keperluan cetak,
alat-alat atau benda-benda elektronik dipergunakan kain (screen) yang
terbuat dari bahan stainless steel/logam.
Serat kain
dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi dengan berbagai ukuran
tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan menghasilkan tingkat
kerapatan anyaman.
2. Sejarah cetak sablon
Cetak sablon atau cetak saring telah
lama di kenal dan di gunakan oleh bangsa jepang sejak tahun 1664, abad ke 1 7,
ketika itu Yujensai Miyasaki dan Zisukeo mengembangkannya dengan menyablon kain
kimono beraneka motif.Penyablonan kimono itu dilatarbelangi oleh kaisar yang
melarang menggunakan kimono bertuliisan tangan.Pesalnya, Kaisar sangat prihatin
karena tingginya harga kimono motif tulisan tangan yang beredar di pasar.Dengan
keluranya kebijakan tersebut dapat ditekan, dan kimono motif sablon mulia
banyak di di gunakan oleh masysrakat jepang.
Sejak itu tehnik cetak sablon mulai
merambah ke negara-negara.Akan tetapi cetak sablon pada masa itu berkembang
tidak terlalu baik, penggunaan kain gasa atau screen sebagi acuan, cetak
sebelum di kenal, penyablonan masih menggunakan teknik pengecapan atau
menggunakan model cetak atau mal.
Pada tahun 1907, seorang pria
kebangsaan Inggris, Samuel simon, mengenalkan teknik sablon denghan menggunakan
Chiffon sebagai pola (form) untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang
terbuat dari gasa atau kain saring. Gambar yang tercetak akan mengikuti pola
gambar yang ada pada kain gasa. Itu sebabnya teknik ini dikenal dengan sebutan
silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring
sutra.
Usai perang Dunia kedua, teknik
cetak saring terus berkembang pesat. Inovasi-inovasi terus dilakukan hingga
memunculkan genre baru yaitu teknik cetak saring moderen.Namun, teknik dasar
yang di gunakan cetak saring tetap sederhana, mudah, dan murah untuk di
praktekan. Karenanya, selama bertahun-tahun, pandangan orang pada teknik saring
ini tetap sama, yakni usaha sambilan tetapi menghasilkan”.
Istilah teknik cetak saring di
Indonesia kurang di kenal.Istilah yang lebih popular digunakan adalah cetak
sablon.Konon, kata sablon berasal dari bahasa belanda, yakni Schablon. Kata tersebut
berkulturasi dan menjadi bahasa sarapan hingga bermetamorposis menjadi kata
sablon
3. Alat-Alat Cetak Sablon
Alat cetak sablon
terdiri atas alat pokok yang
terdiri dari kain gasa
(screen), Bingkai saring (screen frames), Ragum / Catok,
rakel, pelapis (coater), meja cetak, lampu neon dan alat penunjang yang terdiri dari Hair
dryer atau kipas angin dan penyemprot air.
a. Kain
gasa (screen)
Kain gasa atau yang
lebih dikenal dengan sebutan screen adalah kain yang digunakan untuk mencetak
gambar pada benda yang akan disablon. Kain ini berpori-pori dan bertekstur
sangat halus hingga menyerupai kain sutera. Lubang pori-pori pada kain screen ini
berfungsi untuk menyaring dan menentukan jumlah tinta yang keluar.
Berdasarkan tingkatan
tebal tipisnya tinta sablon yang akan tercetak, kerapatan lubang pori-pori kain
screen secara umum dibagi menjadi 3 macam sebagai berikut.
1)
Screen kasar (48 T-90 T)
Screen
kasar memiliki lubang pori-pori cukup besar, sehingga mampu menyalurkan tinta
dalam jumlah yang cukup banyak. Screen ini umumnya digunakan untuk menyablon
bahan atau benda-benda yang cukup banyak menyerap cat, seperti berbagai jenis
kain tekstil. Bahan tekstil bersifat mudah menyerap cairan, seperti air,
minyak, dan tinta.Sebagai contoh untuk menyablon bahan tekstil berupa handuk,
selimut, atau karung dengan kualitas cetak sablon sempurna gunakan screen
kasar.
2)
Screen sedang (120 T-150 T)
Screen
sedang memiliki tingkat kerapatan lubang pori-pori agak rapat, sehingga tidak
mampu menyalurkan tinta dalam jumlah yang cukup banyak. Screen ini umumnya
digunakan untuk menyablon bahan atau benda-benda yang tidak terlalu menyerap
cat, seperti berbagai jenis kertas dan kulit imitasi.
3)
Screen halus (165 T-200 S)
Screen halus memiliki lubang pori-pori
yang sangat kecil, tingkat kerapatan pori-porinya cukup tinggi, sehingga screen
ini hanya mampu menyalurkan tinta dalam jumlah yang sedikit. Screen ini
memiliki benang-benang screen yang tipis. Screen ini umumnya digunakan untuk
menyablon bahan atau benda-benda yang tidak menyerap cat, seperti logam,
plastic, mika, dan aneka barang pecah belah (piring, gelas, dan keramik).
Screen ini cocok digunakan untuk menyablon objek gambar yang memiliki nada
lengkap, raster (halftone), dan gambar-gambar orang.
b. Bingkai
saring (screen frames)

Bingkai
screen hendaknya dibuat dari bahan yang kokoh dan tahan terhadap reaksi zat
kimia, sehingga nantinya bila bingkai screen digunakan tidak akan mempengaruhi
kualitas hasil cetakan. Bingkai screen umumnya terbuat dari aluminium dan kayu
yang kuat.
Bingkai
aluminium biasa digunakan untuk mencetak dalam jumlah yang banyak.Serta jika
menggunakan bingkai aluminium alkan mendapatkan warna dan pola gambar dengan
ketepatan yang tinggi. Kelemahan menggunakan bingkai aluminium ini adalah tidak
tahan terhadap soda api (kaustik) dan sodium hipochlorit.
Bingkai
kayu tahan terhadap soda api (kaustik) dan sodium hipochlorit. Namun, jika mutu
bahan kayu yang digunakan buruk, kualitas hasil cetakan juga akan buruk.
Misalnya kayu yang mudah mengembang, susut, atau melengkung akibat interaksi
bahan kimia, sehingga mengakibatkan ketegangan permukaan bingkai screen akan
berubah. Akibatnya hasih cetakan tidak akurat, atau bahkan rusak.Kerugian
menggunakan bingkai kayu adalah umur pakainya lebih pendek dibandingkan dengan
menggunakan bingkai aluminium.Karena itu, bingkai kayu harus terbuat dari bahan
kayu yang kuat, stabil, dan ringan.Contohnya kayu rasamala.
c. Ragum /
Catok

Cara penggunaannya cukup mudah
dengan memutar ke arah kanan, untuk menjepit bingkai. Dan sebaliknya dengan
memutar ke arah kiri akan mengendurkan bingkai.
d. Rakel

1) Jenis
rakel
Secara umum, jenis
rakel terbagi dua jenis sebagai berikut.
-
Rakel lunak
Rakel
lunak digunakan untuk mencetak bahan yang membutuhkan banyak tinta. Serta dapat
digunakan untuk cetak blok. Misalnya, membuat sampul buku yang kertasnya
berwarna putih menjadi biru.
-
Rakel keras
Rakel
keras digunakan untuk mencetak desain gambar yang membutuhkan detail sangat
halus (gambar yang sebenarnya
titik-titik pembentukan gambar yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan kaca
pembesar). Rakel keras juga baik digunakan untuk mencetak ukuran teks huruf
atau angka yang sangat halus dengan ukuran font di bawah 7 pt.
2) Bentuk
ujung rakel
Hal
yang juga perlu diketahui dari rakel adalah bentuk ujung rakel, yang dibedakan
menjadi 6 bentuk sebagai berikut.
-
Rakel tumpul
Karet
rakel jenis ini memilki dua sudut tumpul, di bagian ujungnya tampak datar
(flat), sehingga disebut rakel tumpul.Rakel ini dapat menyapu tinta dalam
jumlah yang banyak, sehingga sangat baik digunakan untuk menyablon bahan-bahan
yang membutuhkan banyak tinta, seperti kaus, handuk dan selimut.
-
Rakel bulat
Karet
rakel ini memiliki ujung yang bulat.Rakel ini mampu menyapu tinta dalam jumlah
banyak.Rakel ini digunakan untuk menyablon teks atau gambar dengan warna dasar
yang kontras dan juga tinta yang berwarna menyala atau fluorescent yang banyak
digunakan untuk rambu-rambu jalan.
-
Rakel lancip
Karet
rakel jenis ini memiliki dua sisi miring, sehingga ujung rakel tampak lancip
atau tajam.Rakel ini digunakan untuk menyablon benda-benda yang tidak menyerap
tinta, seperti media kaca, plastic, dan bahan yang tidak menyerap tinta
lainnya.Selain itu rakel ini juga digunakan untuk menghasilkan desain gambar
yang sangat detail.Seperti menyablon foto orang.
-
Rakel lancip dengan ujung datar
Karet
rakel ini serupa dengan rakel lancip, tetapi ujung penampangnya datar (flat),
sehingga dapat menyalurkan tinta lebih banyak.Rakel ini digunakan untuk
menyablon benda-benda keramik dan kain parasit.
-
Rakel miring
Karet
rakel ini memiliki ujung yang lancip, tetapi hanya memiliki satu sisi miring,
sehingga benda-benda yang menjadi sasaran sablon adalah benda-benda yang tidak
menyerap tinta. Fungsi rakel ini tidak jauh beda dengan rakel lancip, namun
perbedaannya rakel ini memindahkan tinta dalam jumlah yang sedikit.
-
Rakel kotak (persegi)
Rakel
kotak memiliki ujung persegi, yang digunakan untuk menyablon di atas benda yang
datar seperti kertas dan kain.
e. Pelapis
(coater)
Coater
adalah alat yang terbuat dari aluminium yang berfungsi untuk melapisi screen
dengan larutan afdruk. Bentuknya menyerupai mangkuk persegi, memiliki dua sisi
pinggir dengan ketebalan yang berbeda, dan bagian tengahnya cekung kedalam yang
berfungsi sebagai tempat larutan untuk melapisi screen. Coater digunakan untuk
proses pembuatan film atau afdruk (exposing) model gambar pada screen.
Perbedaan kedua bibir coater ini membuat lapisan afdruk yang berbeda
ketebalannya.
f. Meja
cetak
Untuk proses penyablonan kita
membutuhkan meja sablon atau media yang rata untuk menempatkan media
sablon/cetak, meja sablon standar biasanya terbuat dari kayu dan bagian atas
nya di lapisi kaca agar rata/flat untuk memudahkan proses sablon/cetak.

g. Lampu Neon

lampu neon wajib untuk proses cetak sablon untuk memindahkan gambar/media ke screen/talang.
h. Hair
dryer atau kipas angin
Dalam proses perekaman di screen
hairdryer berfungsi untuk mengeringkan afdruk/ulano agar proses perekaman
leebih mudah dan cepat, dapat juga di gunakan untuk mengeringkan sablonan kaos
sebelum proses cetak ke warna selanjutnya.

i. Penyemprot
air
Penyemprot
air digunakan untuk membersihkan model gambar atau film pada screen yang telah
diafdruk (exposing).Penggunaannya disesuaikan dengan film yang dibuat pada
screen.
4. Bahan-Bahan Cetak Sablon
Bahan-bahan cetak
sablon terdiri atas:
a. Bahan
Afdruk/Ulano X
Ulano/Afdruk ini adalah obat
exposure yang peka pada cahaya, jenis nya ada dua macam ,solvent resistant dan
water resistant,
-solvent resistan di gunakan untuk
cetak kertas,karena tinta kertas berbahan dasar dari minyak.
-water resistan sendiri di gunakan
untuk cetakan baju kaos karena kebanyakan tinta Sablon kaos berbahan dasar air.
Ulano/Adruk di gunakan untuk
mentransfer media dari film/klise ke dalam screen/talang.
b. Krim
detergen
Krim detergen atau sabun colek
digunakan sebagai peluruh sisa-sisa tinta dan minyak yang masih tertinggal pada
layar screen. Hal ini dilakukan setelah proses pengafdrukan film (exposing)
rampung.
Jika sisa tinta atau minyak ini
tidak dibersihkan, ketika screen akan digunakan kembali untuk membuat film,
larutan afdruk tidak akan menempel dengan baik. Hal ini disebabkan daerah
afdruk tertahan oleh sisa-sisa minyak, sehingga layar screen tidak dapat
mengikat larutan afdruk cukup kuat. Akibatnya jika saat disemprot menggunakan
handsprayer untuk proses pengembangan, bagian tersebut akan berlubang.
Mencuci layer screen dengan sabun
colek dapat dilakukan sebelum dan sesudah layar screen digunakan. Dengan
pencucian ini, risiko kegagalan pembuatan afdruk pada screen dapat
diminimalkan.
c. Kaporit
Kaporit
atau cairan pemutih pakaian digunakan untuk menghapus film setelah screen
rampung digunakan. Screen yang telah bersih dapat digunakan kembali untuk
membuat film atau model gambar lainnya.
Cara
penggunaan kaporit yang paling aman adalah dengan menggosok langsung pada
screen. Screen digosok secara perlahan dengan menggunakan busa, spons, atau
bahan kaus. Jika terlalu keras akan dikhawatirkan kain screen jebol.
d. Screen
laquer
Screen
laquer merupakan cairan yang digunakan untuk mengoreksi hasil afdruk film.
Hasil afdruk film pada screen dicek kembali, untuk mengetahui apakah ada bagian
yang bocor atau tidak. Jika ada bagian yang bocor, gunakan screen laquer untuk
menambalnya.Jika tidak di tambal, daerah yang seharusnya tidak tembus tinta(non
image area), akan menjadi tembus tinta (image area).
e. Perekat
sintetik
Perekat
sintetik juga digunakan untuk bahan pendukung dalam proses percetakan.
Perekatan sintetik ini antara lain berupa lakban, isolasi, atau bahan perekat
yang mudah didapatkan di pasar. Bahan-bahan ini juga dapat digunakan untuk
menambal daerah non image area yang bocor pada screen.
Jenis tinta bermacam-macam dan nama
tinta pun bergantung objek tempat kita nyablon ataupun hasil yang diinginkan.
Tinta yang buat sablon kaos aja ada banyak macamnya. Ada juga tinta sablon kaos
yang bisa bikin timbul setelah kita setrika dan ada tinta yang menyala di
tempat gelap.
g. Pengencer
Gunanya untuk mencampurkan tinta
agar sesuai dengan tingkat kekentalan dan warnanya. Bisa cairan M3,
M3
Super, tinner, minyak tanah, dan sebagainya..
B. Cara Menyablon
1. Proses pembuatan film / klise
Film atau klise adalah gambar atau desain yang di print diatas plastic transparan atau kertas kalkir. Pembuatan film bisa kita kerjakan sendiri kalau bisa maenin program-program desain grafis vector seperti corel draw atau freehand atau dll. Kalau kemampuan kita terbatas dalam menggunakan program-program tersebut, baiknya kita mafaatkan saja jasa tukang setting. Banyak kok bertebaran jasa-jasa tukang setting, kita tinggal berikan saja konsep dari desain yang kita inginkan, nanti biar tukang settingnya sendiri nyang repot..
Disini sebagai contoh saya punya film nyang lagi di print dapet dari buka-buka kakus… aeh kaskus…

Film atau klise adalah gambar atau desain yang di print diatas plastic transparan atau kertas kalkir. Pembuatan film bisa kita kerjakan sendiri kalau bisa maenin program-program desain grafis vector seperti corel draw atau freehand atau dll. Kalau kemampuan kita terbatas dalam menggunakan program-program tersebut, baiknya kita mafaatkan saja jasa tukang setting. Banyak kok bertebaran jasa-jasa tukang setting, kita tinggal berikan saja konsep dari desain yang kita inginkan, nanti biar tukang settingnya sendiri nyang repot..
Disini sebagai contoh saya punya film nyang lagi di print dapet dari buka-buka kakus… aeh kaskus…

2. Proses Afdruk
Yaitu sebuah prosesi pemindahan gambar yang ada di film/klise ke screen sehingga screen siap digunakan untuk mencetak gambar di puluhan bahkan ratusan kaos.
Berikut prosesnya:
a. Siapkan screen kosong, bersihkan dan pastikan tidak ada kotoran sedikitpun yang menghalangi pori-pori kain screen.
b. Siapkan adonan afdruk dengan mencampur Ulano emulsion dan sensitizer secukupnya dengan perbandingan 1:9, yaitu 1 sensitizer, 9 emulsion diaduk sampai benar-benar nyampur.
c. Saputkan adonan Ulano di permukaan screen luar dalam menggunakan mika, penggaris, atau apa saja yang penting rata.

d. Setelah benar-benar disaputkan rata diatas screen, kemudian keringkan menggunakan hairdryer atau bisa juga menggunakan kipas angin.

PENTING..!
Selama proses penampuran adonan Ulano, penyaputan diatas screen sampai pengeringan, baiknya dikerjakan di ruangan yang tidak terlalu terkena cahaya matahari atau lampu yang kuat. Karena Ulano yang telah dicampur dengan sensitizer mempunyai kepekaan terhadap cahaya, sehingga bisa menyebabkan proses afdruk gagal.
e. Setelah kering, kemudian ambil film/klise, busa dan kaca yang telah kita siapkan tadi. Ganjalkan busa dibagian bawah screen, letakan film diatas screen dengan posisi terbalik lalu jepit dan tekan dengan kaca.

Setelah langkah-langkah diatas selesai, barulah screen yang telah kita lengkapi dengan busa, kaca, film, yang telah kita tumpuk tadi dibawa keluar untuk menerima pencahayaan dari sinar matahari langsung. Proses penyinaran tidak perlu lama-lama, perkirakan saja sekitar 20 – 30 detik. Apalagi kalau kondisi cahaya matahari lagi terik sangat.
f. Setelah proses pencahayaan dirasa cukup, screen kita bawa kembali ke tempat teduh, busa, kaca, dan film yang tadi numpuk diatas screen kita lepaskan kemudian siramlah screen dengan air untuk memunculkan gambar yang telah tercetak di atas screen hasil penyinaran dari proses afdruk tadi. Bersihkan dan perjelas gambar yang Nampak di screen menggunakan semprotan.

Setelah gambar di screen sudah cukup jelas dan bersih keringkan kembali screen, bias kembali memakai hairdryer atau dijemur di terik matahari. Setelah kering screen baru siap untuk digunakan.
Yaitu sebuah prosesi pemindahan gambar yang ada di film/klise ke screen sehingga screen siap digunakan untuk mencetak gambar di puluhan bahkan ratusan kaos.
Berikut prosesnya:
a. Siapkan screen kosong, bersihkan dan pastikan tidak ada kotoran sedikitpun yang menghalangi pori-pori kain screen.
b. Siapkan adonan afdruk dengan mencampur Ulano emulsion dan sensitizer secukupnya dengan perbandingan 1:9, yaitu 1 sensitizer, 9 emulsion diaduk sampai benar-benar nyampur.
c. Saputkan adonan Ulano di permukaan screen luar dalam menggunakan mika, penggaris, atau apa saja yang penting rata.

d. Setelah benar-benar disaputkan rata diatas screen, kemudian keringkan menggunakan hairdryer atau bisa juga menggunakan kipas angin.

PENTING..!
Selama proses penampuran adonan Ulano, penyaputan diatas screen sampai pengeringan, baiknya dikerjakan di ruangan yang tidak terlalu terkena cahaya matahari atau lampu yang kuat. Karena Ulano yang telah dicampur dengan sensitizer mempunyai kepekaan terhadap cahaya, sehingga bisa menyebabkan proses afdruk gagal.
e. Setelah kering, kemudian ambil film/klise, busa dan kaca yang telah kita siapkan tadi. Ganjalkan busa dibagian bawah screen, letakan film diatas screen dengan posisi terbalik lalu jepit dan tekan dengan kaca.

Setelah langkah-langkah diatas selesai, barulah screen yang telah kita lengkapi dengan busa, kaca, film, yang telah kita tumpuk tadi dibawa keluar untuk menerima pencahayaan dari sinar matahari langsung. Proses penyinaran tidak perlu lama-lama, perkirakan saja sekitar 20 – 30 detik. Apalagi kalau kondisi cahaya matahari lagi terik sangat.
f. Setelah proses pencahayaan dirasa cukup, screen kita bawa kembali ke tempat teduh, busa, kaca, dan film yang tadi numpuk diatas screen kita lepaskan kemudian siramlah screen dengan air untuk memunculkan gambar yang telah tercetak di atas screen hasil penyinaran dari proses afdruk tadi. Bersihkan dan perjelas gambar yang Nampak di screen menggunakan semprotan.

Setelah gambar di screen sudah cukup jelas dan bersih keringkan kembali screen, bias kembali memakai hairdryer atau dijemur di terik matahari. Setelah kering screen baru siap untuk digunakan.
3. Proses Penyablonan
Setelah proses afdruk diatas rampung, kita lanjutkan dengan proses penyablonan. Untuk peraktek kali ini, kita gunakan saja tinta GL biasa.
a. Ambil triplek dan lem kaos yang telah kita siapkan tadi, lalu semprotkan atau sapukan secara merata lem di permukaan triplek. Ini berguna agar kaos tidak bergeser saat penyablonan.
b. Setelah dirasa lem sudah merata dioleskan keseluruh permukaan triplek, masukan triplek kedalam kaos yang akan kita sablon dan ratakan dengan tangan jangan sampai ada kerutan-kerutan dipermukaan kaos.

c. Sekarang kaos telah siap untuk disablon. Letakan screen yang telah kita afdruk tadi di atas kaos, posisikan letak gambar ditengah kaos atau terserah disebelah mana sesuai keinginan kita.

d. Setelah langkah diatas rampung, tuangkan cat di atas screen. Cat dituangkan diluar gambar yang akan kita sablon.

e. Setelah cat dituangkan rata dari ujung ke ujung, kini saatnya penyapuan tinta menggunakan rakel yang telah kita persiapkan. Dalam penyapuan tinta, rakel jangan terlalu ditekan juga jangan terlalu ngangkang, sedang-sedang saja. Disini diperlukan latihan terus-menerus, nantinya akan ketemu dengan sendirinya seperti apa dan bagaimana penekanan rakel saat penyapuan tinta agar menghasilkan sablonan yang bagus. Perhatikan, screen jangan sampai bergeser saat penyapuan tinta.

f. Setelah tinta rata disapukan dengan rakel keseluruh permukaan gambar, angkat screen dan lihat hasilnya. Kaos telah berhasil kita sablon, keringkan dengan dijemur dengan tanpa membuka dulu alas tripleknya.

Teknik diatas hanyalah teknik dasar sablon kaos. Sebenarnya ada berbagai macam trik-trik lagi yang suka dipakai para penyablon-penyablon dalam prosesi sablon kaos untuk membuahkan hasil yang maksimal. Dalam hal ini latihan-latihan dan percobaan-percobaan sangat membantu keterampilan kita dalam menyablon.
3. Kesimpulan
Cetak sablon merupakan proses
stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai jenis media atau bahan
cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-lain.
Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat dari bahan kertas atau logam
yang dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar maupun hasil
dari suatu rancangan desain.Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran
negatif dari gambar asli atau original dimana detail-detail gambar yang
direproduksi memiliki tingkat keterbatasan terutama bila mereproduksi
detail-detail yang halus.
Cetak sablon pertama kali dikenal
dan di gunakan oleh bangsa jepang pada tahun 1664 abad ke 17, yang dikembangkan
oleh Yujensai Miyasaki dan Zisukeo. Pada tahun 1907, seorang pria kebangsaan
Inggris, Samuel simon, mengenalkan teknik sablon denghan menggunakan Chiffon
sebagai pola (form) untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat
dari gasa atau kain saring. Gambar yang tercetak akan mengikuti pola gambar
yang ada pada kain gasa. Itu sebabnya teknik ini dikenal dengan sebutan silk
screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutra. Istilah
teknik cetak saring di Indonesia kurang di kenal.Istilah yang lebih popular digunakan
adalah cetak sablon.Konon, kata sablon berasal dari bahasa belanda, yakni
Schablon. Kata tersebut berkulturasi dan menjadi bahasa sarapan hingga
bermetamorposis menjadi kata sablon.
Alat-alat cetak sablon terdiri atas:
1.
Kain gasa atau yang lebih dikenal dengan
sebutan screen adalah kain yang digunakan untuk mencetak gambar pada benda yang
akan disablon.
2.
Bingkai saring atau bingkai screen
digunakan untuk merentangkan kain screen.
3.
Ragum/Catok
adalah alat untuk mengunci screen pada meja sablon, fungsinya menjaga agar
bingkai screen tidak berubah posisinya saat proses pencetakan, terutama saat
penyusunan warna.
4.
Rakel
ini fungsinya Untuk menyapu tinta yang akan dicetak ke objek sablon.
5.
Coater adalah alat yang terbuat dari
aluminium yang berfungsi untuk melapisi screen dengan larutan afdruk.
6.
Meja
cetak untuk menempatkan media sablon/cetak.
7.
Lampu
neon untuk memindahkan gambar/media ke screen/talang.
8.
Hair
drayer atau kipas angin berfungsi untuk mengeringkan afdruk/ulano agar proses
perekaman leebih mudah dan cepat.
9.
Penyemprot air digunakan untuk
membersihkan model gambar atau film pada screen yang telah diafdruk (exposing).
Bahan-Bahan Cetak
Sablon terdiri atas:
1.
Ulano/Afdruk
ini adalah obat exposure yang peka pada cahaya
2.
Krim detergen atau sabun colek digunakan
sebagai peluruh sisa-sisa tinta dan minyak yang masih tertinggal pada layar
screen.
3.
Kaporit atau cairan pemutih pakaian
digunakan untuk menghapus film setelah screen rampung digunakan.
4.
Screen laquer merupakan cairan yang
digunakan untuk mengoreksi hasil afdruk film.
5.
Perekat sintetik juga digunakan untuk
bahan pendukung dalam proses percetakan.
6.
Tinta digunakan untuk pewarnaan.
7.
Gunanya
untuk mencampurkan tinta agar sesuai dengan tingkat kekentalan dan warnanya.
4. Daftar
pustaka
Buku Panduan Praktis Cetak Sablon
karya Guntur Nusantara,A.MD.Graf.
http://sonysetiawan65.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar