Jumat, 13 September 2013

Cetak Sablon

Cetak Sablon
Oleh: M. Hamdan R. dan Abraham S.
A. Mari Mengenal Cetak Sablon
Tujuan: 1. Siswa dapat mengerti apa yang dimaksud dengan cetak sablon.
  2. siswa dapat mengetahui tentang sejarah cetak sablon
  3. Siswa dapat mengetahui apa saja alat-alat yang digunakan untuk menyablon serta fungsinya
  4. Siswa dapat mengetahui bahan-bahan untuk cetak sablon
1.     Apa yang dimaksud dengan sablon?
Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat dari bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan desain.Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan terutama bila mereproduksi detail-detail yang halus. Pada teknik cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan fotografi, yang pada umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.Film photographi dan emulsi stensil direkatkan ke atas alat penyaring (screen) yang dibentangkan pada sebuah bingkai yang terbuat dari bahan kayu maupun logam yang berfungsi sebagai pemegang bagian dari suatu desain, dan harus mampu menahan bagian yang digunakan selama proses penyablonan berlangsung. Adakalanya para perancang grafis melakukan tahapan desain secara langsung pada permukaan alat penyaring dengan bahan yang disebut “tusche” dan kemudian menutup eseluruhan sablonan dengan lem.Tusche selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar diperoleh bagian yang dapat mengalirkan tinta pada permukaan alat penyaring.
Pada awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan kain/screen yang terbuat dari bahan sutera yang semula dipergunakan untuk menyaring tepung. Dari sinilah maka istilah cetak sablon dikenal dengan sebutan “silk screen printing” yang digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera harganya cukup mahal, serta memiliki kekuatan yang kurang baik, serta secara dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti dengan bahan yang terbuat dari nilon dan selanjutnya dengan poliester.Sedangkan untuk keperluan cetak, alat-alat atau benda-benda elektronik dipergunakan kain (screen) yang terbuat dari bahan stainless steel/logam.
Serat kain dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi dengan berbagai ukuran tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan menghasilkan tingkat kerapatan anyaman.

2.     Sejarah cetak sablon
Cetak sablon atau cetak saring telah lama di kenal dan di gunakan oleh bangsa jepang sejak tahun 1664, abad ke 1 7, ketika itu Yujensai Miyasaki dan Zisukeo mengembangkannya dengan menyablon kain kimono beraneka motif.Penyablonan kimono itu dilatarbelangi oleh kaisar yang melarang menggunakan kimono bertuliisan tangan.Pesalnya, Kaisar sangat prihatin karena tingginya harga kimono motif tulisan tangan yang beredar di pasar.Dengan keluranya kebijakan tersebut dapat ditekan, dan kimono motif sablon mulia banyak di di gunakan oleh masysrakat jepang.
Sejak itu tehnik cetak sablon mulai merambah ke negara-negara.Akan tetapi cetak sablon pada masa itu berkembang tidak terlalu baik, penggunaan kain gasa atau screen sebagi acuan, cetak sebelum di kenal, penyablonan masih menggunakan teknik pengecapan atau menggunakan model cetak atau mal.
Pada tahun 1907, seorang pria kebangsaan Inggris, Samuel simon, mengenalkan teknik sablon denghan menggunakan Chiffon sebagai pola (form) untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari gasa atau kain saring. Gambar yang tercetak akan mengikuti pola gambar yang ada pada kain gasa. Itu sebabnya teknik ini dikenal dengan sebutan silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutra.
Usai perang Dunia kedua, teknik cetak saring terus berkembang pesat. Inovasi-inovasi terus dilakukan hingga memunculkan genre baru yaitu teknik cetak saring moderen.Namun, teknik dasar yang di gunakan cetak saring tetap sederhana, mudah, dan murah untuk di praktekan. Karenanya, selama bertahun-tahun, pandangan orang pada teknik saring ini tetap sama, yakni usaha sambilan tetapi menghasilkan”.
Istilah teknik cetak saring di Indonesia kurang di kenal.Istilah yang lebih popular digunakan adalah cetak sablon.Konon, kata sablon berasal dari bahasa belanda, yakni Schablon. Kata tersebut berkulturasi dan menjadi bahasa sarapan hingga bermetamorposis menjadi kata sablon

3.     Alat-Alat Cetak Sablon
Alat cetak sablon terdiri atas alat pokok yang terdiri dari kain gasa (screen), Bingkai saring (screen frames),    Ragum / Catok, rakel, pelapis (coater), meja cetak, lampu neon dan alat penunjang yang terdiri dari Hair dryer atau kipas angin dan penyemprot air.
a.     Kain gasa (screen)
Kain gasa atau yang lebih dikenal dengan sebutan screen adalah kain yang digunakan untuk mencetak gambar pada benda yang akan disablon. Kain ini berpori-pori dan bertekstur sangat halus hingga menyerupai kain sutera. Lubang pori-pori pada kain screen ini berfungsi untuk menyaring dan menentukan jumlah tinta yang keluar.
Berdasarkan tingkatan tebal tipisnya tinta sablon yang akan tercetak, kerapatan lubang pori-pori kain screen secara umum dibagi menjadi 3 macam sebagai berikut.
1)      Screen kasar (48 T-90 T)
Screen kasar memiliki lubang pori-pori cukup besar, sehingga mampu menyalurkan tinta dalam jumlah yang cukup banyak. Screen ini umumnya digunakan untuk menyablon bahan atau benda-benda yang cukup banyak menyerap cat, seperti berbagai jenis kain tekstil. Bahan tekstil bersifat mudah menyerap cairan, seperti air, minyak, dan tinta.Sebagai contoh untuk menyablon bahan tekstil berupa handuk, selimut, atau karung dengan kualitas cetak sablon sempurna gunakan screen kasar.
2)      Screen sedang (120 T-150 T)
Screen sedang memiliki tingkat kerapatan lubang pori-pori agak rapat, sehingga tidak mampu menyalurkan tinta dalam jumlah yang cukup banyak. Screen ini umumnya digunakan untuk menyablon bahan atau benda-benda yang tidak terlalu menyerap cat, seperti berbagai jenis kertas dan kulit imitasi.
3)      Screen halus (165 T-200 S)
          Screen halus memiliki lubang pori-pori yang sangat kecil, tingkat kerapatan pori-porinya cukup tinggi, sehingga screen ini hanya mampu menyalurkan tinta dalam jumlah yang sedikit. Screen ini memiliki benang-benang screen yang tipis. Screen ini umumnya digunakan untuk menyablon bahan atau benda-benda yang tidak menyerap cat, seperti logam, plastic, mika, dan aneka barang pecah belah (piring, gelas, dan keramik). Screen ini cocok digunakan untuk menyablon objek gambar yang memiliki nada lengkap, raster (halftone), dan gambar-gambar orang.
b.     Bingkai saring (screen frames)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTGWdRe5sGY4zO7-9E0cXJ1FS9IEmNi4I8kwfl-T0IuL0yart1jIQa3Wwu5yjwIMdVyqk_VrkCx5ne6CzG4l_5_1E7CtlDCIm45CF4RsEdhzPd2zWnhowN6nnkpWCo-QuqW80OMxFt5SqY/s320/screen-sablon.jpgBingkai saring atau bingkai screen digunakan untuk merentangkan kain screen. Bingkai saring umumnya berbentuk empat persegi panjang atau kotak datar.Namun, ada juga yang berbentuk lengkung, setengah lingkaran, bundar atau yang lainnya. Bentuk ini disesuaikan dengan bentuk benda yang akan dijadikan sasaran cetak sablon.
Bingkai screen hendaknya dibuat dari bahan yang kokoh dan tahan terhadap reaksi zat kimia, sehingga nantinya bila bingkai screen digunakan tidak akan mempengaruhi kualitas hasil cetakan. Bingkai screen umumnya terbuat dari aluminium dan kayu yang kuat.
Bingkai aluminium biasa digunakan untuk mencetak dalam jumlah yang banyak.Serta jika menggunakan bingkai aluminium alkan mendapatkan warna dan pola gambar dengan ketepatan yang tinggi. Kelemahan menggunakan bingkai aluminium ini adalah tidak tahan terhadap soda api (kaustik) dan sodium hipochlorit.
Bingkai kayu tahan terhadap soda api (kaustik) dan sodium hipochlorit. Namun, jika mutu bahan kayu yang digunakan buruk, kualitas hasil cetakan juga akan buruk. Misalnya kayu yang mudah mengembang, susut, atau melengkung akibat interaksi bahan kimia, sehingga mengakibatkan ketegangan permukaan bingkai screen akan berubah. Akibatnya hasih cetakan tidak akurat, atau bahkan rusak.Kerugian menggunakan bingkai kayu adalah umur pakainya lebih pendek dibandingkan dengan menggunakan bingkai aluminium.Karena itu, bingkai kayu harus terbuat dari bahan kayu yang kuat, stabil, dan ringan.Contohnya kayu rasamala.
c.      Ragum / Catok
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPrgeoaM0swcCLSyB7qbQ29X0XS1LCY6XagHmU75NdCxTQMS5qzstTNz3MBfn0mh2bC5NGU3mB3NihhimXyLA1sQrcCrpaXbS9bZO6diEj2cZprurr_Nxh00kqeJOel0PXV3N4Dz2D0649/s320/gerai-kaos-polos-catok.jpgRagum/Catok adalah alat untuk mengunci screen pada meja sablon, fungsinya menjaga agar bingkai screen tidak berubah posisinya saat proses pencetakan, terutama saat penyusunan warna. Selain itu fungsinya seperti engsel pintu agar Screen/talang dapat di gerakkan naik dan turun pada posisi yang sama.
Cara penggunaannya cukup mudah dengan memutar ke arah kanan, untuk menjepit bingkai. Dan sebaliknya dengan memutar ke arah kiri akan mengendurkan bingkai. 

d.     Rakel
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq468kG7bMePBQudK5IRshKzH1wh8J0WlB4SRE3UiTuDvchfCWvyKjcULetXlSTotfWBeAhVJlBKeS7h7sRSHEU7T86HuLu1T4bYRtaelibgXVR_olwtd7KQRvPeoXxkD7K5M2b5alxrVE/s320/gerai-kaos-polos-rakel1.jpgRakel ini fungsinya Untuk menyapu tinta yang akan dicetak ke objek sablon ini. Benda yang satu ini terbuat dari karet ( lebih tepatnya polyurethane ), fungsi rakel ini sangat penting dalam menyablon, yaitu untuk menyapu tinta dalam screen sehingga jatuh ke permukaan media yang ingin kita cetak/sablon.

1)    Jenis rakel
Secara umum, jenis rakel terbagi dua jenis sebagai berikut.
-         Rakel lunak
Rakel lunak digunakan untuk mencetak bahan yang membutuhkan banyak tinta. Serta dapat digunakan untuk cetak blok. Misalnya, membuat sampul buku yang kertasnya berwarna putih menjadi biru.
-         Rakel keras
Rakel keras digunakan untuk mencetak desain gambar yang membutuhkan detail sangat halus  (gambar yang sebenarnya titik-titik pembentukan gambar yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan kaca pembesar). Rakel keras juga baik digunakan untuk mencetak ukuran teks huruf atau angka yang sangat halus dengan ukuran font di bawah 7 pt.

2)    Bentuk ujung rakel
Hal yang juga perlu diketahui dari rakel adalah bentuk ujung rakel, yang dibedakan menjadi 6 bentuk sebagai berikut.
-         Rakel tumpul
Karet rakel jenis ini memilki dua sudut tumpul, di bagian ujungnya tampak datar (flat), sehingga disebut rakel tumpul.Rakel ini dapat menyapu tinta dalam jumlah yang banyak, sehingga sangat baik digunakan untuk menyablon bahan-bahan yang membutuhkan banyak tinta, seperti kaus, handuk dan selimut.
-         Rakel bulat
Karet rakel ini memiliki ujung yang bulat.Rakel ini mampu menyapu tinta dalam jumlah banyak.Rakel ini digunakan untuk menyablon teks atau gambar dengan warna dasar yang kontras dan juga tinta yang berwarna menyala atau fluorescent yang banyak digunakan untuk rambu-rambu jalan.
-         Rakel lancip
Karet rakel jenis ini memiliki dua sisi miring, sehingga ujung rakel tampak lancip atau tajam.Rakel ini digunakan untuk menyablon benda-benda yang tidak menyerap tinta, seperti media kaca, plastic, dan bahan yang tidak menyerap tinta lainnya.Selain itu rakel ini juga digunakan untuk menghasilkan desain gambar yang sangat detail.Seperti menyablon foto orang.
-         Rakel lancip dengan ujung datar
Karet rakel ini serupa dengan rakel lancip, tetapi ujung penampangnya datar (flat), sehingga dapat menyalurkan tinta lebih banyak.Rakel ini digunakan untuk menyablon benda-benda keramik dan kain parasit.
-         Rakel miring
Karet rakel ini memiliki ujung yang lancip, tetapi hanya memiliki satu sisi miring, sehingga benda-benda yang menjadi sasaran sablon adalah benda-benda yang tidak menyerap tinta. Fungsi rakel ini tidak jauh beda dengan rakel lancip, namun perbedaannya rakel ini memindahkan tinta dalam jumlah yang sedikit.
-         Rakel kotak (persegi)
Rakel kotak memiliki ujung persegi, yang digunakan untuk menyablon di atas benda yang datar seperti kertas dan kain.

e.      Pelapis (coater)
Coater adalah alat yang terbuat dari aluminium yang berfungsi untuk melapisi screen dengan larutan afdruk. Bentuknya menyerupai mangkuk persegi, memiliki dua sisi pinggir dengan ketebalan yang berbeda, dan bagian tengahnya cekung kedalam yang berfungsi sebagai tempat larutan untuk melapisi screen. Coater digunakan untuk proses pembuatan film atau afdruk (exposing) model gambar pada screen. Perbedaan kedua bibir coater ini membuat lapisan afdruk yang berbeda ketebalannya.
f.       Meja cetak
Untuk proses penyablonan kita membutuhkan meja sablon atau media yang rata untuk menempatkan media sablon/cetak, meja sablon standar biasanya terbuat dari kayu dan bagian atas nya di lapisi kaca agar rata/flat untuk memudahkan proses sablon/cetak.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7DhyyBDC-DYhd28iXNLuNCTR8v57Fc7jqrwCs8QtNiuh3-9fKGGvafJ_LidDiAq4xEc1hLDZkzP3NowcVy5q9n2CiRGftjrYdvZ5PiQD20HrYpSkhxT7GUcipt4ZrYIzApMHPD7hbOLmP/s1600/meja_screen_sablon-300x223.jpg




g.     Lampu Neon
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT1wwVpVLItPzWaYcJXeHnvQy0WLZL6oUe3aQexh8Mys_bBCXQP1wDiletakkan di bawah kaca meja yang ditempel dengan rangka besi ataupun kayu.
lampu neon wajib untuk proses cetak sablon untuk memindahkan gambar/media ke screen/talang.


h.     Hair dryer atau kipas angin
Dalam proses perekaman di screen hairdryer berfungsi untuk mengeringkan afdruk/ulano agar proses perekaman leebih mudah dan cepat, dapat juga di gunakan untuk mengeringkan sablonan kaos sebelum proses cetak ke warna selanjutnya.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK72dZ-VilPYC30y3vdi7rRBPnZrrtmDQveekpEHNX8oGROxoyfs4zr-yzlfUpL4uMSma5Olx-eDPSYKYkjWlk1RofPd7yXCNYhnmPYWgkqr4r_hRXq0e_eI7gp8tb0ANx3WFEPZYrE2vb/s1600/conair-070rachnw-1875-watt-chrome-hair-dryer.jpg







i.       Penyemprot air
Penyemprot air digunakan untuk membersihkan model gambar atau film pada screen yang telah diafdruk (exposing).Penggunaannya disesuaikan dengan film yang dibuat pada screen.
4.     Bahan-Bahan Cetak Sablon
Bahan-bahan cetak sablon terdiri atas:
a.     Bahan Afdruk/Ulano X
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgzmF5qlgeKR5a_EJeqLBQJ3BOYfyOkik-i5KOr2Wu03i1x4iX5q8mZrWftg99SNRxjORG8J4iracTIlG17xjL70bW355bLg1mLzWMnPXm8mrXNx8tjfe1XVoYrcLGf6f2upuenDLY2ML_/s1600/ulano_5.jpg
 Ulano/Afdruk ini adalah obat exposure yang peka pada cahaya, jenis nya ada dua macam ,solvent resistant dan water resistant,
-solvent resistan di gunakan untuk cetak kertas,karena tinta kertas berbahan dasar dari minyak.
-water resistan sendiri di gunakan untuk cetakan baju kaos karena kebanyakan tinta Sablon kaos berbahan dasar air.
Ulano/Adruk di gunakan untuk mentransfer media dari film/klise ke dalam screen/talang.


b.     Krim detergen
Krim detergen atau sabun colek digunakan sebagai peluruh sisa-sisa tinta dan minyak yang masih tertinggal pada layar screen. Hal ini dilakukan setelah proses pengafdrukan film (exposing) rampung.
Jika sisa tinta atau minyak ini tidak dibersihkan, ketika screen akan digunakan kembali untuk membuat film, larutan afdruk tidak akan menempel dengan baik. Hal ini disebabkan daerah afdruk tertahan oleh sisa-sisa minyak, sehingga layar screen tidak dapat mengikat larutan afdruk cukup kuat. Akibatnya jika saat disemprot menggunakan handsprayer untuk proses pengembangan, bagian tersebut akan berlubang.
Mencuci layer screen dengan sabun colek dapat dilakukan sebelum dan sesudah layar screen digunakan. Dengan pencucian ini, risiko kegagalan pembuatan afdruk pada screen dapat diminimalkan.
c.      Kaporit
Kaporit atau cairan pemutih pakaian digunakan untuk menghapus film setelah screen rampung digunakan. Screen yang telah bersih dapat digunakan kembali untuk membuat film atau model gambar lainnya.
Cara penggunaan kaporit yang paling aman adalah dengan menggosok langsung pada screen. Screen digosok secara perlahan dengan menggunakan busa, spons, atau bahan kaus. Jika terlalu keras akan dikhawatirkan kain screen jebol.
d.     Screen laquer
Screen laquer merupakan cairan yang digunakan untuk mengoreksi hasil afdruk film. Hasil afdruk film pada screen dicek kembali, untuk mengetahui apakah ada bagian yang bocor atau tidak. Jika ada bagian yang bocor, gunakan screen laquer untuk menambalnya.Jika tidak di tambal, daerah yang seharusnya tidak tembus tinta(non image area), akan menjadi tembus tinta (image area).
e.      Perekat sintetik
Perekat sintetik juga digunakan untuk bahan pendukung dalam proses percetakan. Perekatan sintetik ini antara lain berupa lakban, isolasi, atau bahan perekat yang mudah didapatkan di pasar. Bahan-bahan ini juga dapat digunakan untuk menambal daerah non image area yang bocor pada screen.
f.       https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKglLY2H2lMRh5O1mulXkURWAWFwqJNWQ5Zbjj1PidQsASP-_srAhMBQ0zcHJYWOSO7CfsYWW1_lOBxWjjFiANkcPpjLpgIcFWVPlT3XqjVOqOUV6T_1aoCHFbK4dJmvu3QR-ofe-_GfJ8/s320/thumb.php.jpgTinta

Jenis tinta bermacam-macam dan nama tinta pun bergantung objek tempat kita nyablon ataupun hasil yang diinginkan. Tinta yang buat sablon kaos aja ada banyak macamnya. Ada juga tinta sablon kaos yang bisa bikin timbul setelah kita setrika dan ada tinta yang menyala di tempat gelap.



g.     Pengencer
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGN1sY35R7A0EKgdogGL9dzoLrEx3XHQ0HxgZQRDegFEmC5De3pP7Q5UhgRxSZCwVO6XQL2BLxxB-gl0fbQ0Gvb2BvCMT0k4Z8bkfkiO-eObNYbWDZaS2LGHardjNjjcukylVjHtO9QsGN/s320/reducer.jpg
Gunanya untuk mencampurkan tinta agar sesuai dengan tingkat kekentalan dan warnanya. Bisa cairan M3, M3 Super, tinner, minyak tanah, dan sebagainya..




B. Cara Menyablon
1. Proses pembuatan film / klise
Film atau klise adalah gambar atau desain yang di print diatas plastic transparan atau kertas kalkir. Pembuatan film bisa kita kerjakan sendiri kalau bisa maenin program-program desain grafis vector seperti corel draw atau freehand atau dll. Kalau kemampuan kita terbatas dalam menggunakan program-program tersebut, baiknya kita mafaatkan saja jasa tukang setting. Banyak kok bertebaran jasa-jasa tukang setting, kita tinggal berikan saja konsep dari desain yang kita inginkan, nanti biar tukang settingnya sendiri nyang repot..
Disini sebagai contoh saya punya film nyang lagi di print dapet dari buka-buka kakus… aeh kaskus…
http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/2printfilm.jpg?w=225&h=300

2. Proses Afdruk
Yaitu sebuah prosesi pemindahan gambar yang ada di film/klise ke screen sehingga screen siap digunakan untuk mencetak gambar di puluhan bahkan ratusan kaos.
Berikut prosesnya:
a. Siapkan screen kosong, bersihkan dan pastikan tidak ada kotoran sedikitpun yang menghalangi pori-pori kain screen.
b. Siapkan adonan afdruk dengan mencampur Ulano emulsion dan sensitizer secukupnya dengan perbandingan 1:9, yaitu 1 sensitizer, 9 emulsion diaduk sampai benar-benar nyampur.
c. Saputkan adonan Ulano di permukaan screen luar dalam menggunakan mika, penggaris, atau apa saja yang penting rata.
http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/afdruk.jpeg?w=468
d. Setelah benar-benar disaputkan rata diatas screen, kemudian keringkan menggunakan hairdryer atau bisa juga menggunakan kipas angin.
http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/afdruk2.jpeg?w=468
PENTING..!
Selama proses penampuran adonan Ulano, penyaputan diatas screen sampai pengeringan, baiknya dikerjakan di ruangan yang tidak terlalu terkena cahaya matahari atau lampu yang kuat. Karena Ulano yang telah dicampur dengan sensitizer mempunyai kepekaan terhadap cahaya, sehingga bisa menyebabkan proses afdruk gagal.
e. Setelah kering, kemudian ambil film/klise, busa dan kaca  yang telah kita siapkan tadi. Ganjalkan busa dibagian bawah screen, letakan film diatas screen dengan posisi terbalik lalu jepit dan tekan dengan kaca.
http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/afdruk5.jpg?w=468
Setelah langkah-langkah diatas selesai, barulah screen yang telah kita lengkapi dengan busa, kaca, film, yang telah kita tumpuk tadi dibawa keluar untuk menerima pencahayaan dari sinar matahari langsung. Proses penyinaran tidak perlu lama-lama, perkirakan saja sekitar 20 – 30 detik. Apalagi kalau kondisi cahaya matahari lagi terik sangat.
f. Setelah proses pencahayaan dirasa cukup, screen kita bawa kembali ke tempat teduh, busa, kaca, dan film yang tadi numpuk diatas screen kita lepaskan kemudian siramlah screen dengan air untuk memunculkan gambar yang telah tercetak di atas screen hasil penyinaran dari proses afdruk tadi. Bersihkan dan perjelas gambar yang Nampak di screen menggunakan semprotan.

http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/9semprotair1.jpg?w=468
Setelah gambar di screen sudah cukup jelas dan bersih keringkan kembali screen, bias kembali memakai hairdryer atau dijemur di terik matahari. Setelah kering screen baru siap untuk digunakan.

3. Proses
Penyablonan

Setelah proses afdruk diatas rampung, kita lanjutkan dengan proses penyablonan. Untuk peraktek kali ini, kita gunakan saja tinta GL biasa.
a. Ambil triplek dan lem kaos yang telah kita siapkan tadi, lalu semprotkan atau sapukan secara merata lem di permukaan triplek. Ini berguna agar kaos tidak bergeser saat penyablonan.
b. Setelah dirasa lem sudah merata dioleskan keseluruh permukaan triplek, masukan triplek kedalam kaos yang akan kita sablon dan ratakan dengan tangan jangan sampai ada kerutan-kerutan dipermukaan kaos.
http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/11letakkaosditatakan.jpg?w=468
c. Sekarang kaos telah siap untuk disablon. Letakan screen yang telah kita afdruk tadi di atas kaos, posisikan letak gambar ditengah kaos atau terserah disebelah mana sesuai keinginan kita.
http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/13setmarking.jpg?w=300&h=242
d. Setelah langkah diatas rampung, tuangkan cat di atas screen. Cat dituangkan diluar gambar yang akan kita sablon.
http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/15tintaunderbase.jpg?w=300&h=216
e. Setelah cat dituangkan rata dari ujung ke ujung, kini saatnya penyapuan tinta menggunakan rakel yang telah kita persiapkan. Dalam penyapuan tinta, rakel jangan terlalu ditekan juga jangan terlalu ngangkang, sedang-sedang saja. Disini diperlukan latihan terus-menerus, nantinya akan ketemu dengan sendirinya seperti apa dan bagaimana penekanan rakel saat penyapuan tinta agar menghasilkan sablonan yang bagus. Perhatikan, screen jangan sampai bergeser saat penyapuan tinta.
http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/16merakel.jpg?w=300&h=198
f. Setelah tinta rata disapukan dengan rakel keseluruh permukaan gambar, angkat screen dan lihat hasilnya. Kaos telah berhasil kita sablon, keringkan dengan dijemur dengan tanpa membuka dulu alas tripleknya.
http://salambarkalakaymurag.files.wordpress.com/2011/07/17jadiunderbase.jpg?w=300&h=200Proses penyablonan selesai.
Teknik diatas hanyalah teknik dasar sablon kaos. Sebenarnya ada berbagai macam trik-trik lagi yang suka dipakai para penyablon-penyablon dalam prosesi sablon kaos untuk membuahkan hasil yang maksimal. Dalam hal ini latihan-latihan dan percobaan-percobaan sangat membantu keterampilan kita dalam menyablon.
3.     Kesimpulan
Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat dari bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan desain.Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan terutama bila mereproduksi detail-detail yang halus.
Cetak sablon pertama kali dikenal dan di gunakan oleh bangsa jepang pada tahun 1664 abad ke 17, yang dikembangkan oleh Yujensai Miyasaki dan Zisukeo. Pada tahun 1907, seorang pria kebangsaan Inggris, Samuel simon, mengenalkan teknik sablon denghan menggunakan Chiffon sebagai pola (form) untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari gasa atau kain saring. Gambar yang tercetak akan mengikuti pola gambar yang ada pada kain gasa. Itu sebabnya teknik ini dikenal dengan sebutan silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutra. Istilah teknik cetak saring di Indonesia kurang di kenal.Istilah yang lebih popular digunakan adalah cetak sablon.Konon, kata sablon berasal dari bahasa belanda, yakni Schablon. Kata tersebut berkulturasi dan menjadi bahasa sarapan hingga bermetamorposis menjadi kata sablon.
Alat-alat cetak sablon terdiri atas:
1.      Kain gasa atau yang lebih dikenal dengan sebutan screen adalah kain yang digunakan untuk mencetak gambar pada benda yang akan disablon.
2.      Bingkai saring atau bingkai screen digunakan untuk merentangkan kain screen.
3.      Ragum/Catok adalah alat untuk mengunci screen pada meja sablon, fungsinya menjaga agar bingkai screen tidak berubah posisinya saat proses pencetakan, terutama saat penyusunan warna.
4.      Rakel ini fungsinya Untuk menyapu tinta yang akan dicetak ke objek sablon.
5.      Coater adalah alat yang terbuat dari aluminium yang berfungsi untuk melapisi screen dengan larutan afdruk.
6.      Meja cetak untuk menempatkan media sablon/cetak.
7.      Lampu neon untuk memindahkan gambar/media ke screen/talang.
8.      Hair drayer atau kipas angin berfungsi untuk mengeringkan afdruk/ulano agar proses perekaman leebih mudah dan cepat.
9.      Penyemprot air digunakan untuk membersihkan model gambar atau film pada screen yang telah diafdruk (exposing).
Bahan-Bahan Cetak Sablon terdiri atas:
1.      Ulano/Afdruk ini adalah obat exposure yang peka pada cahaya
2.      Krim detergen atau sabun colek digunakan sebagai peluruh sisa-sisa tinta dan minyak yang masih tertinggal pada layar screen.
3.      Kaporit atau cairan pemutih pakaian digunakan untuk menghapus film setelah screen rampung digunakan.
4.      Screen laquer merupakan cairan yang digunakan untuk mengoreksi hasil afdruk film.
5.      Perekat sintetik juga digunakan untuk bahan pendukung dalam proses percetakan.
6.      Tinta digunakan untuk pewarnaan.
7.      Gunanya untuk mencampurkan tinta agar sesuai dengan tingkat kekentalan dan warnanya.

4.     Daftar pustaka

Buku Panduan Praktis Cetak Sablon karya Guntur Nusantara,A.MD.Graf.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar